Senin, 06 Agustus 2007

Emilliana

aku menduga
sedih bukanlah kata
dalam ruang hatimu
karena ‘tak jua kutemui
kau berurai air mata
atau tegar menjadi jawaban
dari setiap kegundahan
yang kadang menerpamu

aku ‘tak pernah tahu
warna apa yang kau lukis
disepanjang lorong sukmamu
putih, biru, atau ungu
karena bening matamu
selalu menyiratkan ketenangan
‘tak jua memerah saga
atau mencipta sungai amarah
kala kehadiranku
menjadi sebentuk beban
ketika rentang hari
ingin kau miliki sendiri

aku lalu bertanya
apakah duniamu berjalan berbeda
karena ada saatnya aku tak mampu
menebak alur pikirmu
juga membaca jiwamu

yang aku pahami
kau senantiasa memberi jalan
bagi semua keinginan
yang kutujukan padamu

satu ungkapan lahir dari kekaguman
kau bertabur kebijaksanaan-
untuk tidak memberi tempat pada dendam,
enggan menyimpan kepedihan
dan mematri dinding kalbumu dengan ketulusan

bahasa yang kau tuturkan adalah pengertian
ketika keluhku sampai padamu
penyesalanku menyentuh perdulimu
dan laraku membuatmu terharu

kehadiranmu seperti untaian lirik
dan persahabatan adalah lagu terbaik
yang selalu engkau nyanyikan
ketika keping kenangan
memintal kerinduan
syairmu memberiku harapan
yang hantarkanku temui kehidupan

(Sabat, 1 Juli 2000, 1.10 siang)

1 komentar:

daunlontar mengatakan...

hmmmm...sepertinya aku kenal nama ini..:p