Aku menertawakan waktu
Juga terbahak bersama masa lalu
Yang serupa warna jingga di bawah matahari
Saat aku melepas janji seorang lelaki
Aku berbincang dengan rasa galau dan kegamangan
Bertukar kisah tentang cinta yang beraroma gunung dan sungai
Membawa ke hilir semua hasrat dan meninggalkan jejak makna
Di pelupuk setiap keinginan yang aku sebut kecewa
Aku membiarkan aliran udara membentuk elegi
Yang tertata bak lukisan muda : dengan bunga, embun, dan bias cahaya
Yang redup redam oleh perginya malam
Yang berangsur sirna saat engkau melepas dunia kita
Untuk bertemu dengan hujaman buih di karang dan serpihan iota di jagad raya
Aku berdiang bersama rasa hampa
Bertegur sapa dengan jiwa yang pernah ‘ku kenal sebelumnya
Dalam hitungan selaksa yang runtuh ketika cerita berangsur usai
Lalu lekang oleh jarak, masa dan dimensi yang berusaha bijak menyebut dirinya kehidupan
Melalangbuanalah rasa getir tidak percaya
Meliuk ‘bak asap menemukan jalan ke udara
Meratapi butiran butiran waktu yang terurai
Menjadi jejak di sukma, lalu terbenam dalam diam
Bergeminglah amarahku, berpedarlah dengan kegeraman
Bertemulah pada satu sudut yang aku sebut de ja vu
Yang rasa rasanya aku kenal
Yang rasa rasanya aku pernah alami
Yang rasa rasaya aku rasa sebelumnya
Aku mentertawakan waktu
Dan kembali terbahak bersama masa lalu
Kembangan, 7 Desember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar